Pemain yang tak lain dan tak bukan ialah An Se Young (ASY), yang dinilainya sudah semakin di depan, sehingga banyak pebulu tangkis tunggal putri dunia berjuang keras untuk dapat mengejar pemain asal Korea Selatan itu. Demikian pengakuan pemain peringkat ke-4 dunia tersebut pada Jumat (23/5) di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia.
"Sebelumnya, kami (Akane dan ASY) adalah rival dan tidak banyak yang membedakan kami. Namun, kini ia telah melesat di depan semua orang dan kami semua berusaha mengejarnya," ujar pebulu tangkis tunggal putri Jepang tersebut, dikutip dari New Straits Times.
Walau unggul 14-12 dalam catatan head-to-head melawan ASY, Akane kalah tiga kali dalam lima pertemuan terakhir dengan peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 dan pemain nomor satu dunia tersebut.
Akane, 27 tahun, terkesan dengan kebangkitan luar biasa ASY dalam mendominasi peta persaingan elite tunggal putri dunia. Selain itu, Akane --yang dulu bertarung melawan sejumlah tunggal putri andalan China seperti Li Xue Rui dan Wang Yi Han-- juga merasakan pergeseran kekuatan menyusul pergantian generasi di sektor tunggal putri negeri tirai bambu tersebut.
Wang, Han, serta Chen Yu Fei, adalah pemain-pemain tangguh yang berada di sepuluh besar dunia. Namun, Akane berpendapat, ketiga pemain tersebut kurang mendominasi seperti pendahulu mereka. "Pemain China selalu kuat. Namun, dibandingkan dengan Xue Rui dan Yi Han, generasi saat ini tidak begitu dominan," pungkasnya.
Selain Akane, Han, Wang, dan Chen, lima pemain penghuni sepuluh besar dunia lainnya ialah Gregoria Mariska Tunjung asal Indonesia, Pornpawee Chochuwong (Thailand), Tomoka Miyazaki (Jepang), Supanida Katethong (Thailand), dan Busanan Ongbamrungphan (Thailand). Nah, apakah mereka mampu mengejar ASY?


