Michelle Li: Orang-orang Mentertawakan Saya

Michelle Li (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Michelle Li (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Michelle Li ingat betul, sekitar 15 tahun yang lalu ia menjadi bahan tertawaan banyak orang lantaran tekadnya untuk menembus 16 besar peringkat tunggal putri dunia. Namun, ia membuktikannya pada akhir Oktober 2019 dengan menempati peringkat ke-8 dunia yang menjadi tonggak penting sebagai pemain dari Kanada dan belahan utara Amerika yang mencapai posisi tersebut.

Li lahir dari orang tua, Chi Keung Li and Agnes Kwong, yang berasal dari Hong Kong. Mereka pindah ke Kanada pada 1997, dan Li mulai bermain bulu tangkis di usia 11 tahun. Ia mulai menekuni karier profesional sebagai pebulu tangkis saat menginjak usia 18 tahun dan membidik target untuk berada di jajaran elite tunggal putri dunia. "Saya ingat orang-orang mentertawakan saya, karena saya mengatakan ingin masuk 16 besar dunia," tuturnya.

Atlet kelahiran 3 November 1991 itu adalah salah satu bintang bulu tangkis dunia yang hadir di Indonesia untuk tampil pada BDMNTN-XL 2025, 2–5 Oktober, di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Di sela-sela turnamen ekshibisi tersebut, Li menyempatkan diri berbagi kisah tentang perjuangannya menembus persaingan elite tunggal putri dunia. Berikut petikan wawancaranya dengan Djarum Badminton:

Bisa ceritakan karier bulu tangkis Anda, dari Hong Kong ke Kanada?
Jadi saya lahir di Hong Kong. Saya pindah ke Kanada saat umur 6 tahun, tapi saya baru mulai bermain bulu tangkis umur 11 tahun. Saya memulai bermain bulu tangkis di Kanada. Lalu saya baru menjadi pemain profesional umur 18 tahun. 

Bagaimana pengembangan bulu tangkis di Kanada?
Sangat berbeda karena struktur di Kanada tidak sama dengan di Asia. Kami harus membiayai sendiri untuk bermain, Sedangkan di sini, pemain masuk ke dalam tim melalui semacam audisi atau tes.

Lalu di tim nasional, ada dukungan dari pemerintah. Ada beberapa generasi pelatih dan juara di Asia yang membimbing kami para pemain di Kanada. Padahal di Kanada, sebelumnya tidak ada. Tidak ada juara dunia atau siapa pun yang kuat hingga 10 besar di Tur Dunia. 

Jadi, situasinya sedikit lebih sulit. Jadi saya kesulitan menentukan arah, dan saya harus banyak mencoba-coba. Itu yang menyebabkan banyak cedera dan waktu banyak terbuang. Tapi menurut saya, seiring waktu, saya belajar dan mendapatkan pengalaman dan memahami apa yang perlu saya lakukan untuk bermain dengan baik.

Namun, kini Anda merupakan "wajah" dari bulu tangkis Kanada?
Saya rasa itu sesuatu yang membanggakan karena berarti saya melakukan sesuatu yang benar. Mampu mengharumkan nama Kanada di dunia bulu tangkis selalu menjadi tantangan tersendiri. Saya ingat orang-orang menertawakan saya, karena saya mengatakan ingin masuk 16 besar dunia.

Kenapa?
Karena ini belum pernah terjadi sebelumnya. Saya rasa peringkat tertinggi saya adalah pada tahun 2018 atau 2019. Jadi, banyak orang pikir hal ini mustahil bagi Kanada. Setiap kali ada yang melihat Kanada di undian, mereka bahkan tidak mengirimkan pelatih. 

Saya ingat itu. Mungkin saat itu saya berusia 19 tahun. Dan saya pikir itu seperti memacu diri saya untuk mengubah stereotip. Sekarang ada begitu banyak pemain di Kanada yang sangat berbakat, Victor Lai adalah salah satunya.

Belasan tahun kemudian sejak Anda memulai karier profesional, apakah pandangan publik terhadap bulu tangkis Kanada telah berubah?
Kami masih belum memiliki struktur yang tepat untuk bersaing dengan yang terbaik, tetapi kami jelas memiliki bakat. 

Keberhasilan Victor Lai, apakah itu benar-benar membuka mata publik Kanada? 
Saya harap begitu. Menurut saya telah membuka mata banyak pemain lain, menginspirasi banyak pemain lain untuk terus percaya pada diri mereka sendiri. Namun, bukan cuma saya yang seperti itu, ada juga Brian Yang, dan sekarang ada Victor Lai. Bahwa ada pemain-pemain Kanada yang benar-benar bisa bersaing dengan pemain papan atas dunia. Jadi, menurut saya, bagi para pemain, ini hal yang luar biasa.

Bulan depan, usia Anda bertambah. Apakah Anda telah melihat ada calon-calon pemain yang dapat melanjutkan tongkat estafet ini? Apakah itu ke Brian Yang atau Victor Lai?
Sejujurnya, jika dapat konsisten mempertahankan performa yang baik, saya akan mendukung mereka sepenuhnya. Bagi saya pribadi, yang penting bukan membandingkan dengan orang lain, apakah saya akan meneruskan tongkat estafet atau tidak. Yang penting adalah apakah saya merasa masih bisa terus maju? Apakah saya merasa masih bisa berkembang?

Dan seiring bertambahnya usia, saya merasa jauh lebih bugar daripada saat saya berusia 19 tahun. Anda baru saja bilang saya akan menambah satu tahun lagi dalam usia saya. Namun, seiring bertambahnya usia, saya rasa mendekati akhir karier saya, saya merasa jauh lebih nyaman dan percaya diri di lapangan. Saya tidak bermain dengan cedera untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir.

Jadi, bagi saya, ini meningkatkan kepercayaan diri. Hanya saja, saat ini belum waktu yang tepat untuk gantung raket. Entah apakah ada pemain lain yang akan berada di atas saya atau tidak, saya tidak terlalu memikirkannya. Saya lebih memikirkan, apakah saya masih bisa bersaing dengan yang terbaik? Apakah saya masih bisa berprestasi di turnamen? Apakah saya masih merasa lebih baik dan masih merasa ada ruang untuk berkembang? Jadi, itulah dorongan terbesar bagi saya.

Apakah saat ini Anda juga turut membina pemain muda sebagai pelatih?
Oh, iya. Saya tentu ingin berbagi ilmu dan pengalaman yang saya miliki di Kanada. Menurut saya, hal ini sangat berharga karena perjalanan yang telah saya lalui, cobaan, dan kesalahan, yang saya atasi. Saya rasa belum ada pemain Asia atau Eropa yang mengalami apa yang dialami pemain Amerika sejak usia muda.

Saya rasa ada banyak pelajaran yang telah saya pelajari yang semoga bisa dibagikan kepada pemain dari klub saya, KCBC (KC Badminton Club). Mereka sangat mendukung saya, jadi saya ingin sekali berkontribusi kembali kepada komunitas bulu tangkis di Kanada.