Nova: Kekalahan Ini Tetap Tanggung Jawab Saya Sebagai Pelatih

Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (Indonesia) mengembalikan shuttlecock. (Foto: BADMINTONPHOTO: Shi Tang)
Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (Indonesia) mengembalikan shuttlecock. (Foto: BADMINTONPHOTO: Shi Tang)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Tim bulutangkis Indonesia harus kehilangan satu wakilnya dari ajang Olimpiade Tokyo 2020. Ya, ganda campuran Merah Putih, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti terpaksa harus terhenti di babak perempat final setelah kalah dari unggulan pertama asal Tiongkok, Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong. Pelatih ganda campuran Indonesia, Nova Widianto menegaskan bahawa dia akan bertanggungjawab atas kekalahan yang dialami Praveen/Melati.

“Kecewa pasti, karena mereka ditarget meraih medali. Tapi saya melihat mereka sudah maksimal hari ini. Apapun hasilnya saya berterima kasih karena mereka sudah berjuang. Kekalahan ini tetap tanggung jawab saya sebagai pelatih, ini menjadi introspeksi saya dan tim pelatih ganda campuran,” ungkap Nova Widianto dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

“Kalau dari segi permainan dan gregetnya sudah bagus dibanding di fase grup lalu, sampai terakhir mereka juga tidak menyerah. Tapi kita harus akui lawan hari ini main lebih bagus, kami kalah cepat terutama di permainan depan,” sambungnya mengomentari pertandingan.

Hasil kurang memumaskan itu otomatis memupus harapan sektor ganda campuran Indonesia untuk mempertahankan medali emas Olimpiade yang seblumnya telah diraih Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir pada edisi 2016 lalu di Rio de Janeiro.

Tak mau terlarut dalam kekecewaan, Nova mengatakan bahwa selepas Olimpiade Tokyo 2020 ini, Praveen/Melati akan tetap direncanakan untuk mengikuti banyak turnamen ke depannya, termasuk Kejuaraan Dunia dan Piala Sudirman. Nova meminta anak asuhnya itu untuk tetap bersemangat.

“Setelah ini Praveen/Melati kami fokuksan untuk turnamen-turnamen berikutnya. Masih banyak turnamen hingga akhir tahun, bahkan masih ada Kejuaraan Dunia dan Piala Sudirman. Saya rasa mereka bisa fokus ke sana,” katanya.

“Tapi itu akan menjadi tantangan, karena sepengalaman saya, setelah Olimpiade yang penantiannya panjang lalu hasilnya kurang memuaskan, mental dan semangat pemain bisa drop. Itu yang saya alami dulu. Semoga itu tidak terjadi pada mereka,” harapnya.

Nova juga memastikan bahwa akan ada pembenahan di sektor ganda campuran berkaca dari hasil yang diraih Praveen/Melati ini. “Kendala Praveen/Melati itu kan inkonsistensi. Tetapi kalau saya menyimpulkan inkonsistensi itu berasal dari faktor teknis. Praveen/Melati hanya punya satu pola permainan dan itu sudah terbaca lawan-lawannya. Ketika mainnya tidak jalan, kami tidak punya alternatif lain. Jujur harus kami akui pemain putri kita sekarang agak lemah, terutama di defense. Jadi boleh dibilang peran pemain putra sangat besar. 80:20,” jelasnya.

“Ini yang akan kami coba benahi, bukan hanya untuk Praveen/Melati tapi semua. Perkuat defense untuk pemain putri dan perkaya pola permainan. Jadi tidak terpaku dengan pola yang itu-itu saja. Kami ingin nanti porsinya jadi 60:40, 60 untuk putra dan 40 untuk putri. Tapi kembali lagi program ini juga harus didukung dari individu masing-masing. Ini PR di ganda campuran,” tandasnya.