Olimpiade Paris 2024 - Prancis Bukan hanya tentang Sepak Bola

Thom Gicquel/Delphine Rue & Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (PBSI/Badmintonphoto/Mikael Ropars)
Thom Gicquel/Delphine Rue & Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (PBSI/Badmintonphoto/Mikael Ropars)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Ganda campuran Prancis Thom Gicquel/Delphine Delrue sudah tidak memiliki peluang lolos saat bertemu wakil Indonesia Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, di laga terakhir fase grup Olimpiade Paris 2024. Duo tuan rumah itu sering ke Jakarta, berencana berlibur ke Bali, dan senang dengan orang Indonesia. Namun, apakah mereka rela membiarkan lawan menang di "rumah" sendiri?

Pada laga terakhir di Porte de La Chapelle Arena, Paris, Prancis, Senin (29/7), Gicquel/Rue menang 21-13, 21-15 atas Rinov/Pitha. "Laga ini sangat berarti. Demi masyarakat Prancis, kami harus bermain baik utuk membuat mereka bangga," tutur Gicquel, melansir dari Kompas, Selasa (30/7).

Dalam laporannya, surat kabar tersebut menggambarkan, Stadion La Chapelle, yang berkapasitas 8.000 penonton terisi penuh meski laga dimainkan pada pukul 10:00 waktu setempat. Umumnya, di turnamen-turnamen lainnya, penonton tidak pernah seramai ini di babak-babak awal. "Namun, kemarin, pendukung Prancis seperti sedang menyambut laga perebutan medali," tulis media harian ini.

Ketika nama Gicquel/Rue dipanggil ke lapangan, seisi stadion langsung bergemuruh. Ada yang menabuh drum, ada yang bertepuk tangan, sebagian bersorak. Di salah satu sudut tribune berkapasitas 200 kursi, sebanyak 50 orang mengangkat bendera kecil di genggamannya. Mereka mengayunkan bendera tersebut tanpa henti selama pertandingan.

"Mereka mengayunkan bendera itu tanpa henti selama pertandingan. Tekanan di pundak Rinov/Pitha pun kian besar saat seisi stadion itu menyanyikan lagu kebangsaan, beberapa detik sebelum pertandingan dimulai," tulis Kompas.

Laga antara Gicquel/Rue dan Rinov/Pitha dinilai sarat dengan pertarungan psikologis. Wakil tuan rumah tampil "spartan", sebagaimana disebut oleh media ini, ditambah Gicquel yang bermain eksplosif dengan smes-smes tajam. Gicquel/Rue acap kali memegang momentum dan mampu menang straight games dalam tempo 36 menit.

"Gicquel paling ekspresif, seolah ingin menyerang mental lawan. Dia berkali-kali mengepalkan tangan, menunju udara, dan berteriak sambil menatap tribune seusai meraih poin."

Dalam pemberitaan tersebut juga disebutkan,ancaman ribuan suporter Prancissemakin menjadi-jadiditengah permainan. Sambil melompat-lompat,mereka menunjukkan tepukan ala Viking yang diiringi tabuhan drum. Lantai di tribune sampai agak bergetar! "Ternyata, Prancis bukan hanya tentang sepak bola ataupun bola basket."

Gicquel mengungkapkan, popularitas olahraga pukul bulu ini tengah naik di Prancis, sejalan meningkatnya prestasi atlet mereka. "Mereka mulai melirik bulu tangkis. Mereka akan memberikan dukungan saat Prancis tampil. Mereka nasionalis luar biasa. Kami punya salah satu pendukung terbaik," katanya, yang  diikuti anggukan kepala Delrue.