Pearly/Thinaah Melepas Bayang-bayang Dominasi Sektor Putra

Pearly Tan/Thinaah Muralitharan (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Pearly Tan/Thinaah Muralitharan (Djarum Badminton/Edward Luhukay)
Internasional ‐ Created by EL

Kuala Lumpur | Selama beberapa dekade, bulu tangkis Malaysia dikenal dengan dominasi para pemain di sektor putra, sejak era kejayaan Piala Thomas hingga prestasi gemilang Lee Chong Wei. Namun, catatan sejarah itu berubah pada akhir pekan lalu ketika Pearly Tan/Thinaah Muralitharan melaju ke partai puncak Kejuaraan Dunia 2025 di Paris, meraih medali perak, sekaligus mencatatkan diri sebagai ganda putri Malaysia pertama yang menempati podium kejuaraan dunia.

Pelatih kepala ganda putri Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia Rozman Razak menyatakan, pencapaian Pearly/Thinaah membuktikan, putri Malaysia kini mampu berdiri kokoh di kancah dunia. "Jika kita melihat sejarah, jarang sekali putri Malaysia yang berhasil di bulu tangkis. Selalu saja ada putra. Ini membuktikan bahwa pemain putri juga mampu bersinar di tingkat internasional. Pearly dan Thinaah telah menjadi panutan bagi para pemain muda," ujarnya, dikutip dari New Straits Times, Rabu (3/9).

Rosman juga yakin, kehadiran ganda putri peringkaat ke-2 dunia itu di level atas, memberikan inspirasi di akar rumput, terutama para pemain muda putri yang mungkin dulu menganggap kejayaan bulu tangkis negeri jiran di luar jangkauan. "Hal baiknya adalah mereka masih bermain dan masih haus prestasi. Para junior dapat belajar langsung dari mereka, bukan dari pemain yang telah pensiun. Itu sangat berarti," tegasnya.

Terobosan ini bukan tanpa rintangan. Pearly/Thinaah kalah dalam dua final penting sebelumnya bertolak ke Paris, tetapi kedewasaan dan kemampuan beradaptasi, membawa mereka berhasil melampaui rintangan ketiga. "Dulu, ketika pertandingan tidak berjalan sesuai harapan, emosi sering menguasai mereka dan itu membuat performa menurun. Namun, sekarang, mereka sudah jauh lebih matang dan berani mengubah taktik, mendengarkan instruksi, dan terus berjuang di lapangan. Soal hasil, itu urusan nomor dua. Yang terpenting mereka siap tampil maksimal," jelas pelatih kelahiran Negeri Sembilan yang kini berusia 49 tahun.

Rosman mengakui, ganda putri Malaysia masih berkembang dan kurang mendalam. Namun, dengan Pearly/Thinaah yang membuka jalan, ia berharap hal ini akan memicu gelombang bakat baru. "Ini bukti bahwa hal itu bukan hal yang mustahil. Mereka telah menunjukkan jalannya," ujarnya.

Keping perak yang diraih oleh Pearly/Thinaah tak sekadar mencatatkan sejarah, tetapi juga mengubah sudut pandang khalayak terhadap bulu tangkis putri Malaysia. Untuk kali pertama, sektor putri tak lagi berada di bawah bayang-bayang dominasi pemain putra, mereka kini berdiri di atas panggung tertinggi dunia.