Sejak laga perdana di hari pembuka, saat unggulan keempt di nomor tunggal putra
Li Shi Feng asal China kalah dari Yushi Tanaka (Jepang), hingga pertandingan terakhir, dengan ganda putra Kim Won Ho/Seo Seung Jae (Korea Selatan) bermain di level yang luar biasa, Kejuaraan Dunia 2025 menyajikan spektrum pengalaman yang komplit. Ringkasnya, hal yang tak lazim tercipta di Paris, yaitu intensitas pertandingan yang langsung menanjak tinggi sejak babak-babak awal.
BWF mencatat, kejutan di babak kedua adalah kemenangan ganda campuran Mathias Christiansen/Alexandra Bøje (Denmark), atas pasangan unggulan Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping (China). Christiansen/Bøje, yang absen selama satu tahun, tampil gemilang di Adidas Arena —-arena pertandingan bulu tangkis Olimpiade Paris 2024 yang sempat mereka lewatkan--.
Pertama bagi Shi Yu Qi
Dengan medali emas yang diraihnya di Paris, Shi Yu Qi (China) akhirnya memenuhi ambisi terbesarnya, yaitu menjadi juara dunia. Ia memulai dengan laga ketat di babak pertama melawan Lakshya Sen (India). Tantangan terus berlanjut saat ia menghadapi dan mengalahkan Christo Popov (Prancis), Weng Hong Yang (China), Victor Lai (Kanada), dan akhirnya di final, Kunlavut Vitidsarn (Thailand).
Di semifinal, ia berhasil menyelamatkan dua match point, yang membuktikan ketangguhan fisik dan mentalnya. Terlepas dari tekanan besar dan lawan-lawan tangguh, Shi tetap tegar. Saat poin terakhir diraih, perjuangannya selama bertahun-tahun akhirnya berujung manis. Paris menjadi saksi sebuah perjuangan epik atlet berusia 29 tahun tersebut.
Shi yang hampir tersisih di semifinal, tersingkirnya tunggal putri An Se Young (Korea Selatan) lantaran tekanan di babak yang sama, kemudian kekalahan mengejutkan Feng/Huang di babak kedua, menjadi bukti nyata tingginya persaingan di semua nomor pada Kejuaraan Dunia 2025. Setiap pemain atau pasangan, terlepas status unggulan atau non-unggulan, langsung menghadapi tekanan besar sejak awal.
Suasana yang Menggetarkan
Salah satu topik pembicaraan sepanjang Kejuaraan Dunia 2025 adalah, "apakah kehadiran penonton Prancis dapat menciptakan atmosfer yang menyaingi --bahkan melampaui-- kemeriahan Istora Senayan?". Setahun setelah Olimpiade Paris 2024, semangat publik tuan rumah rupanya belum padam. Antusiasme tampak semakin membara.
Suasana yang tercipta membangkitkan memori Olimpiade, dengan kerumunan besar memenuhi tribune sejak hari pembuka. Sepanjang kejuaraan yang berlangsung, penonton hadir dengan energi luar biasa, menyemangati semua pemain, tak peduli negara asal atau status unggulan. Dukungan dari bangku tribune penonton menjadi salah satu tolok ukur kesuksesan kejuaraan di Paris.
Bangkit pada Momen Penentu
Sudah menjadi hal yang lumrah, tempik sorai paling meriah dari bangku tribune penonton adalah ketika para pemain Prancis bertarung di lapangan. Pada pekan itu, publik tuan rumah mendapatkan suguhan yang tak sepenuhnya mengecewakan. Popov bersaudara, yang turun di nomor tunggal putra dan ganda putra, tampil memukau. Christo Popov hampir mengalahkan Shi di babak ketiga, sementara Toma Junior Popov merasa puas mengalahkan Anthony Ginting untuk kali kedua di arena pertandingan yang sama, meski ia harus menelan pil pahit di babak berikutnya setelah kalah dari Anders Antonsen (Denmark).
Ganda campuran tuan rumah Thom Gicquel/Delphine Delrue mencetak sejarah sebagai pasangan Prancis pertama yang meraih medali Kejuaraan Dunia. BWF menyatakan, pencapaian tersebut sebagai sebuah hadiah istimewa bagi penonton yang telah memberikan dukungan penuh sepanjang pekan.
Medali Bersejarah
Bintang yang bersinar adalah Victor Lai, yang mengukir sejarah sebagai peraih medali pertama bagi Kanada. Sepanjang pekan, tunggal putra berumur 20 tahun itu mengalahkan lawan-lawan tangguh, yaitu Lu Guang Zu (China), Jeon Hyeok Jin (Korea Selatan), dan Loh Kean Yew (Singapura). Ia hampir mengalahkan Shi di babak empat besar.
Sejarah juga tercipta di kategori lain. Pearly Tan/Thinaah Muralitharan menjadi pasangan Malaysia pertama yang meraih medali di nomor ganda putri, sementara Chen Tang Jie/Toh Ee Wei menjadi pasangan Malaysia pertama yang meraih medali emas di nomor ganda campuran. Sorak-sorai meriah terdengar di upacara penyerahan medlai ketika Gicquel/Delrue naik podium untuk menerima medali pertama Prancis di nomor ganda.
Sementara, Akane Yamaguchi (Jepang) menyamai rekor Carolina Marín (Spanyol) yang meraih tiga emas Kejuaraan Dunia di nomor tunggal putri.
Sebaran Medali
Kanada menjadi salah satu dari 10 negara yang berhasil meraih medali, dengan sebaran medali yang konsisten mengikuti pola terkini — serupa dengan Olimpiade Tokyo 2020 dan Kejuaraan Dunia Huelva 2021. Yang menarik, tak ada satu pun final yang mempertemukan pemain dari negara yang sama. Meski China berpeluang menyapu bersih medali dengan menempatkan wakil di lima laga final, mereka gagal mengulang prestasi serupa yang pernah diraih pada 1987, 2010, dan 2011.


