"Alhamdulillah kami bisa bermain dengan baik walaupun kami belum tahu permainan lawan seperti apa," kata Tiwi kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Tadi kami juga mencoba menyesuaikan kondisi lapangan dan shuttlecock. Tidak ada perubahan signifikan dibandingkan saat latihan hanya perlu adaptasi ketika shuttlecock-nya baru lumayan kencang tapi kalau sudah terus dipakai reli semakin lambat lajunya," tambah pemain asal Mutiara Cardinal Bandung tersebut.
Dominasi pasangan berperingkat ke-8 dunia itu terlihat sejak awal gim pembuka. Mereka tak pernah ketinggalan dalam perolehan poin dan unggul 11-2 saat intervl gim pertama. Dua poin yang diraih Harris/Tolman berasal dari dua kesalahan yang dilakukan Tiwi. Ana/Tiwi mengunci kemenangan gim pertama dengan skor 21-8.
Di awal gim kedua, pertarungan ketat sempat tercipta. Namun, Ana/Tiwi berhasil menguasai permainan dan unggul 11-7 saat interval. Duo "Merah Putih" mampu menjaga tempo di saat Harris/Tolman berupaya memberikan perlawanan ketat seusai interval. Ana/Tiwi akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 21-13 di gim kedua. "Di gim kedua lawan mencoba mengubah permainan, mereka banyak melakukan variasi. Mengatur pukulan tidak hanya smes kencang. Itu cukup menyulitkan, tapi Alhamdulillah kami bisa mengantisipasinya," tanggap Ana.
Tampil perdana dan langsung meraih kemenangan dalam kejuaraan beregu campuran bergengsi ini memberi kesan tersendiri bagi kedua pemain. Selain itu, mereka juga memiliki sosok pelatih baru yang senantiasa memberikan instruksi dari belakang. "Ini debut kami di Piala Sudirman, pasti berkesan dan akan jadi kenangan selamanya apalagi kami bisa menang hari ini dan menyumbang poin untuk Indonesia. Sangat senang!" tanggap Tiwi.
"Pertama kali Kak Karel (Mainaky) di belakang kami pasti beda dengan Kak Titin (Nitya Krishinda Maheswari) dari gaya bicara, penyampaian strategi, dan cara menyemangatinya. Tapi kami bisa klop dengan Kak Karel, baik di dalam maupun luar lapangan," tambahnya.
"Di turnamen beregu pasti vibes-nya berbeda dengan perorangan. Secara mental harus benar-benar siap bila dipercaya untuk turun," demikian Ana.


