"Setiap lawan pasti ada sulitnya. Namun, kita balik lagi, kita percaya di ganda cempuran siapa pun yang diturunkan, kita guna kemampuan dan kelebihan masing-masing. Dan kita semua percaya di ganda cempuran kita kali ini cukup solid," jelas Rinov, ditemui belum lama ini di pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta.
Indonesia, unggulan kedua pada Piala Sudirman 2025, berada di Grup D bersama Denmark, India, dan Inggris. Selain Rinov dan pasangannya Pitha Haningtyas Mentari, Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja dan Dejan Ferdinansyah, turut dipanggil memperkuat Indonesia di kejuaraan beregu campuran yang telah memasuki edisi ke-19 tersebut. Persaingan ketat yang melibatkan tiga negara, yaitu Denmark, Indonesia, dan India, diprediksi bakal terjadi di fase penyisihan grup.
Rinov yakin, dengan kekompakan yang dimiliki Indonesia, khususnya di sektor ganda campuran, tim bulu tangkis "Merah Putih" dapat lolos fase penyisihan grup. Ia dan pasangannya pun menyatakan siap diturunkan. "Yang pastinya kalau kita percaya diri dan kita targetkan untuk lolos, pastinya kita akan percaya diri banget," tegasnya.
Pada kesempatan tersebut Rinov juga menyatakan, bongkar pasang pemain di sektor ganda campuran dapat saja dilakukan dalam menghadapi lawan-lawan tertentu. Statistik pertemuan atau kesiapan pemain, lanjutnya, merupakan beberapa hal yang umumnya dijadikan pertimbangan para pelatih dalam pemilihan pemain. "Kita lihat lawannya itu siapa dulu atau head to head-nya ada peluang menang. Dan itu tugasnya pelatih untuk itu. Kalau kita dipasangkan sama siapa saja pastinya kita akan mengikuti," jelas atlet berusia 25 tahun ini.
Meski menyatakan siap bertanding, Rinov mengakui, sebelum bertolak ke Xiamen, masih banyak hal nonteknis yang perlu dibenahi. "Kalau kita berdua, sih, lebih banyaknya nonteknisnya. Saya menilai, kalau kita berdua main itu kalau secara garis besarnya teknik itu sudah hampir rata semua. Cuma yang jadi problemnya kita masih di nonteknisnya," tuturnya.
"Ketika konsentrasinya kita nggak stabil, atau pas langsung hilang poin dan langsung banyak (hilang poin), itulah yang jadi problemnya kita," demikian Rinov.


