Bobby Setiabudi/Melati Daeva Oktavianti, yang menempati unggulan keempat pada turnamen ini, meraih podium tertinggi berkat kemenangan straight games 21-19, 21-16 atas Phuwanat Horbanluekit/Fungfa Korpthammakit asal Thailand. Inilah gelar internasional pertama bagi pasangan non-pelatnas tersebut. "Tadi kami main nothing to lose aja. Karena, kan, sudah final jadi mikirnya mati-matian aja setiap poin dan harus tetap tenang dan sabar," kata Bobby kepada Djarum Badminton.
"Permainan kita tadi cukup baik, cuma memang ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki lagi," Bobby, menambahkan.
Lebih lanjut Bobby menyatakan, kekompakan dan kemampuan untuk saling mengisi menjadi kunci permainan sejak awal hingga akhirnya mencapai podium tertinggi turnamen ini. Di sisi lain, menurutnya, pengalaman yang dimiliki Melati memiliki andil besar dalam keberhasilan mereka. "Kak Mel, kan, senior. Banyak yang selalu ingetin saya, sih. Jadi cukup baik dan kita tetap kompak," katanya.
Gelar juara kedua bagi Indonesia diraih oleh pemain tunggal putri Ruzana yang mengalahkan ungguln keempat Unnati Hooda asal India. Unggulan ketujuh itu menang dua gim langsung 21-17, 21-16 dalam tempo 42 menit. "Alhamdulillah yang pasti sangat bersykur sama Allah sudah mengizinkan Ruzana juara, tidak terlepas dari campur tangannya Tuhan, dan bersyukur juga dihindari dari cedera maupun sakit," tanggapnya
Pemain asal Lubuklinggau, Sumatra Selatan ini menuturkan, inilah titel kampiun pertamanya sejak kali terakhir naik podium teratas pada Sri Lanka International Series 2024. Meski berhasil mengakhiri paceklik gelar juara, Ruzana mengaku masih banyak hal yang mesti dibenahi. "Footwork, fokus, dan stamina (perlu ditingkatkan)," katanya.
Di sisi lain, gelar juara yang diraih di Singapura ini menjadi bekal penting dalam menghadapi turnamen berikutnya, Ruichang China Masters 2025 pada 11-16 Maret. "Yang pasti persiapannya harus lebih ditingkatkan, karena semakin levelnya tinggi semakin berat juga lawan-lawannya. Jadi harus ekstra kerja keras buat mendapatkan gelar-gelar di turrnamen-turnamen selanjutnya," jelas Ruzana.
Pada partai ketiga mempertandingkan sektor ganda putri antara Jang Eun Seo/Lee Seo Jin (Korea Selatan) dan Siti Sarah Azzahra/Agnia Sri Rahayu (Indonesia). Gelar juara sektor ini menjadi milik duo "negeri ginseng" setelah melalui pertarungan ketat dengan skor 21-17, 15-21, 21-14.
Laga final sesama tunggal putra Indonesia mengisi partai keempat Singapore International Challenge 2025. Penghuni baru pelatnas Cipayung, Moh. Zaki Ubaidillah, keluar sebagai juara setelah mengalahkan Prahdiska Bagas Shujiwo dengan skor 21-15, 21-17 dalam tempo 22 menit.
Ganda putra Raymond Indra/Nikolaus Joaquin memastikan gelar juara keempat bagi Indonesia setelah menundukkan wakil tuan rumah yang juga unggulan keempat, Eng Keat Wesley Koh/Junsuke Kubo. Mereka berhasil merebut kemenangan setelah melalui laga sengit yang berakhir dengan skor 21-18, 18-21, 22-20.


