"Hari ini kami tidak meladeni permainan lawan. Kalau main dengan pola mereka yang kencang, pasti kami akan kesulitan," ungkap Lanny melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
"Jadi, tadi ketika mereka mulai ajak kencang, kami mencoba variasi dengan memperlambat tempo. Kami banyak mendapat poin dari hal itu," tambah pemain asal PB Jaya Raya tersebut.
Sementara, secara umum Fadia menilai ia dan Lanny mampu meredam kekuatan Aimsaard bersaudara, yang didukung penuh seisi stadion. Oleh karenanya, pertarungan ketat kerap tercipta pada paruh pertama gim pertama dan kedua. Namun, Lanny/Fadia mampu mendominasi di paruh kedua dan berhasil mengantongi lima match point di gim kedua. "Ketika unggul pun kami tidak mengendurkan pola permainan, agar mereka tidak bisa berkembang," kata Fadia.
Di sisi lain, menurut Lanny, kekompakan dan kemampuan untuk saling mengisi telah tercipta di setiap pertandingan yang dilalui pada turnamen ini. "Kami merasa kami semakin klop, sudah tahu pola yang diinginkan. Performa kami pun semakin meningkat," jelasnya.
Di partai puncak, Minggu (2/2), mereka akan berhadapan dengan wakil tuan rumah lainnya, Laksika Kanlaha/Phataimas Muenwong. Unggulan keempat itu melaju ke final berkat kemenangan atas pasangan Indonesia, Meilysa Trias Puspitasari/Rachel Allessya Rose, melalui dua gim langsung 21-19, 21-7 dalam tempo 44 menit.


