Thailand Open 2022 - Rehan: Kami Kalah Pengalaman

Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati (Djarum Badminton)
Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati (Djarum Badminton)
Internasional ‐ Created by EL

Jakarta | Ganda campuran nomor satu dunia Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai lolos dari perlawanan ketat Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati pada babak 32 besar Thailand Open 2022, Rabu (18/5) pagi. Pasangan tuan rumah itu harus melalui drama tiga gim 13-21, 21-16, 21-13, sebelum menyingkirkan ganda campuran berperingkat 45 dunia itu dalam tempo 52 menit.

Bertanding di Impact Arena, Bangkok, Rehan mengungkapkan, kondisi lapangan berangin memberi keuntungan hingga keduanya berupaya bermain agresif pada gim pertama. "Kita menang angin. Kita tekan terus agar lawan jangan sampai berkembang. Dari awal kita lebih menekan duluan," jelas Rehan, melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Rabu (18/5) siang.

Lisa pun berujar, "di gim pertama kita mainnya nyerang terus dan kita mainnya lebih lepas."

Usai mengemas gim pembuka dengan kemenangan, Rehan/Lisa tetap mampu mengimbangi Dechapol/Sapsiree pada gim kedua. Namun, jelang pengujung gim, lawan justru mengubah pola permainan. "Dari bermain lambat jadi lebih cepat dan lebih menyerang," tuturnya.

"Irama permainan kita terbawa lawan," Rehan, menambahkan.

"Fokus kita mulai hilang dan sempat kendur juga. Jadi tersusul," Lisa, menimpali komentar pasangannya.

Saat memasuki gim penentu, kepercayaan diri Dechapol/Sapsiree semakin meningkat. "Juga, mereka berani melakukan service flick," kata Rehan.

Meski Rehan/Lisa memberikan perlawanan jelang akhir gim penentu, Dechapol/Sapsiree sudah terlampau unggul jauh. "Kekalahan kami lebih banyak ditentukan karena kami kalah pengalaman," tutur Rehan.

Pelatih ganda campuran Amon Sunaryo menyatakan, sejak gim pembuka, Rehan/Lisa masih dapat mengimbangi permainan Dechapol/Sapsiree. "Bahkan bisa mencuri gim pertama dengan skill mereka," katanya.

Namun, Amon mengamati, fisik Rehan/Lisa mulai mengendur pada pertengahan gim kedua. "Tenaga kaki dan tangan mereka berkurang. Jadi pengambaliannya banyak nanggung," ujarnya. "Intinya, mereka masih kalah tenaga dan fisik, juga pengalaman," demikian Amon.