Total BWF World Championships 2015 | Demi Bulutangkis Indonesia

Internasional ‐ Created by BI

Jakarta – Di dunia bulutangkis, Indonesia terkenal dengan suporternya yang fanatik. Riuh teriak dukungan serta tepuk tangan semarak penuh kebanggaan selalu menggema pada setiap perhelatan kejuaraan bulutangkis yang digelar di Indonesia. Kehadiran supporter tentunya mampu menjadi aura tersendiri bagi para pebulutangkis Indonesia yang sedang bertanding, khususnya di tanah air.

Adalah Haryanto, salah satu pendukung bulutangkis Indonesia yang begitu fanatik. Bagaimana tidak! Yanto sapaan akrabnya, hampir tidak pernah absen mendukung para atlet bulutangkis Indonesia yang meretas asa di berbagai kejuaraan kelas dunia.

Tak tanggung, pria 51 tahun yang kerap berkostum ngentrik dalam setiap penampilannya dalam mendukung Tontowi Ahmad dkk inipun tak segan untuk merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah.

Waduh, kalau dihitung-hitung, uang yang sudah saya keluarkan untuk mendukung langsung atlet-atlet Indonesia bisa sampai tiga kali naik haji. Tapi saya tidak memikirkannya, yang penting bisa dukung Indonesia dimanapun mereka bertanding,” ungkap Yanto.

Waktu SEA Games di Singapura kemarin, saya sudah habis sekitar Rp 18 juta. Untuk kejuaraan dunia ini, saya sudah mengeluarkan uang sekitar Rp 6 juta,” lanjutnya.

Ia menceritakan, sudah hampir 35 tahun dirinya kesana-kemari demi bisa meneriakkan dukungan buat atlet-atlet bulutangkis Indonesia. “Pertama kali saya dukung langsung atlet Indonesia tahun 80-an. Waktu itu kejuaraanya di Singapura dan Malaysia,” tuturnya.

Bahkan, warga negara Indonesia yang tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia itu mengaku sempat menginjak negeri Ratu Elizabeth demi memberikan dukungan untuk Indonesia yang berlaga di kejuaraan All England. “Petualangan saya paling jauh ke Inggris, saya dukung Indonesia di All England,” kata pria asal Surabaya itu.

Usai perhelatan Total BWF World Championship 2015 ini, Yanto pun akan mempersiapkan diri dan kondisi keuangannya untuk bisa hadir mendukung Indonesia pada Piala Thomas di China nanti.