China langsung menekan sejak awal, di set pertama mereka memegang kendali penuh dengan meraih lima kemenangan dari lima game yang dimainkan.
Moh Zaki Ubaidillah dan kawan-kawan mencoba bangkit di set kedua. Riska Anggraini/Rinjani Kwinnara Nastine yang mengisi pos ganda putri membuka keunggulan 9-5 di game pertama, tapi China melawan dengan sangat kuat, ganda campuran dan sektor tunggal menjadi andalan China. Indonesia pun terdesak hingga partai keempat, 32-36.
Laga penentuan di ganda putra berjalan sengit. Muhammad Rizki Mubarrok, yang dipercaya menggantikan Alexius Ongkytama Subagio untuk mendampingi Raihan Daffa Edsel Pramono di set kedua, terbukti ampuh untuk memangkas jarak. Berhadapan dengan Chen Jun Ting/Liu Jun Rong yang dominan di set pertama, Barrok/Edsel memaksa angka sama hingga 44-44.
Namun, dewi fortuna tidak berpihak pada Indonesia saat pengembalian Edsel gagal menyeberang dalam adu reli. China pun memastikan gelar ke-15 sepanjang perhelatan Piala Suhandinata yang digelar sejak 2000. "Saat masuk lapangan di set kedua itu, kami berpikir optimistis. Tidak memikirkan poin berapa yang terpenting terus berjuang dan tidak menyerah," ucap Barrok, panggilan Muhammad Rizki Mubarrok, melalui siaran pers Humas PP PBSI.
"Kami berhasil menyamakan skor 44-44, tapi memang di poin terakhir kami kehilangan fokus, sangat disayangkan," Edsel, menambahkan.
Kapten tim Moh. Zaki Ubaidillah atau Ubed menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan dan doa dari masyarakat Indonesia seraya meminta maaf karena belum bisa mendapatkan hasil yang terbaik. "Saya atas nama tim Indonesia meminta maaf karena belum mendapatkan hasil yang terbaik. Terima kasih atas doa dan dukungan sehingga kami bisa berjuang sampai ke final. Masih ada nomor perorangan, kami akan kembali berjuang," kata Ubed.


