"Nanti kami evaluasi terkait dengan kekalahannya. Kenapa dari lima sektor ini, karena kita nggak ada salahnya untuk belajar, belajar terus dari kesalahan," kata Taufik kepada Antara di Tangerang, Senin (5/5) malam WIB.
Peraih medali emas Olimpiade Athena 2004 itu menegaskan, perlu proses jangka panjang untuk berprestasi dan saat ini Indonesia memiliki kekurangan dan sekaligus kelebihan.
Namun, jika dibandingkan dengan China, posisi Indonesia masih kalah karena kekuatan lima sektor bulu tangkis yang dimiliki Indonesia tidak merata. "Di lima sektor memang ada kekurangan, ada kelebihan juga," katanya.
"Terus di tunggal putri, kan, di Korea Selatan kemarin ada An Se Young juga, apalagi mungkin kalau misalkan ketemu China (di final) juga. China dengan lima sektornya juga lebih ada semua," Taufik, menambahkan.
Butuh Proses
Taufik juga menegaskan prestasi olahraga tak bisa diraih secara instan, setelah dia melihat tingginya tekanan publik terhadap tim bulu tangkis Indonesia dalam Piala Sudirman 2025. "Butuh proses. Ini butuh chemistry antara pengurus yang baru, dengan pemain, dengan pelatih yang baru. Ini ke depannya bisa lebih baik," jelasnya.
Ia mengapresiasi kerja keras Jonatan Christie dan kawan-kawan yang memperoleh medali perunggu dalam Piala Sudirman. Menurutnya, kini semuanya harus realistis bahwa Indonesia memiliki kekurangan. "Iya, kalau menanyakan target, kan, semua orang pasti ingin juara. Tapi kita olahraga ini, kan, harus realistis, bahwa kita di lima sektor memang ada kekurangan, ada kelebihan juga," ujarnya.
Sebelumnya, seusai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna terkait pembahasan enam bulan kerja di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (5/5), Taufik mengatakan, Indonesia belum bisa unggul dalam semua sektor jika dibandingkan dengan China. "Tapi untuk jangka panjang, terutama menuju Olimpiade, kita punya harapan yang besar," katanya.
Indonesia kembali puasa gelar Piala Sudirman setelah terakhir kali meraihnya pada 1989 yang setelah tahun itu memasuki enam final pada 1991, 1993, 1995, 2001, 2005, dan 2007.
