Diprioritaskan ke All England, Gregoria Batal ke Swiss Open

Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung (kiri) bersama Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky.
Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung (kiri) bersama Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky.
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Tim bulutangkis Indonesia melalui Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky mengatakan bahwa pihaknya telah menarik mundur Gregoria Mariska Tunjung dari kejuaraan Swiss Open 2021 BWF World Tour Super 300. Alasannya karena tunggal putri nomor satu Indonesia itu akan diprioritaskan untuk All England 2021 BWF World Tour Super 1000 yang dijadwalkan berlangsung pada 17 hingga 21 Maret mendatang.

PP PBSI harus dihadapkan dengan pilihan sulit. Induk organisasi bulutangkis Indonesia itu bisa saja tetap menurunkan Gregoria di ajang Swiss Open 2021 demi mendapatkan poin kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Namun, Gregoria dipastikan tidak bisa ambil bagian pada All England 2021. Sebab, selepas Swiss Open 2021, para pemain diharuskan menjalani karantina minimal satu pekan.

Artinya setiap pemain tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengejar keberangkatan ke Birmingham, Inggris. Di tambah lagi, selama karantina para pemain juga tidak bisa menjalani latihan.

Maka, jika Gregoria ingin tampil di All England 2021, PP PBSI terpaksa harus menarik keikutsertaan tunggal putri binaan PB Mutiara Cardinal Bandung itu dari Swiss Open 2021. Konsekuensinya, Gregoria tidak akan mendapatkan poin kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.

Atas pertimbangan tersebut, Rionny akhirnya memutuskan bahwa Gregoria batal ke Swiss Open 2021 dan lebih dipersiapkan untuk All England 2021. “Iya jadi untuk pemain-pemain (yang turun) di Swiss Open itu tidak mungkin untuk lanjut tampil di All England. Karena secara persiapan tidak memungkinkan mereka bisa bermain maksimal,” tutur Rionny Mainaky dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

“Ketika mereka pulang dari Swiss kan perlu karantina dulu di Jakarta, jadi waktunya tidak cukup untuk mengejar ke Birmingham. Kalau mereka langsung lanjut ke Birmingham pun risikonya terlalu besar, karena di sana penyebaran Covid-nya masih tinggi,” sambungnya menambahkan.