Enam Pasangan Terberat Berdasarkan ‘Kacamata’ Ahsan

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia).
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia).
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Mohammad Ahsan yang tampil bersama Hendra Setiawan sejak 2012 lalu sudah mengukir sejumlah prestasi gemilang, diantaranya adalah tiga titel juara dunia 2013, 2015 dan 2019. Meski sempat ‘bercerai’ pada akhir 2016, namun keduanya memutuskan untuk kembali berduet pada 2018.

Momen comeback itulah yang kemudian memicu kebangkitan Hendra/Ahsan di 2019 lewat sejumlah raihan spektakuler seperti juara All England BWF World Tour Super 1000, Juara Dunia di Basel, Swiss dan kampiun pada turnamen puncak akhir tahun, BWF World Tour Finals 2019 di Guangzhou, Tiongkok.

Tidak sampai di situ, rentetan prestasi tersebut lantas mengantarkan mereka meroket ke ranking dua dunia yang tetap kokoh sampai saat ini dan memastikan satu tempat di panggung Olimpiade Tokyo 2020 tahun depan. Walaupun sudah mengantongi sejumlah pretasi, tapi Ahsan tetap mengingat betul lawan-lawan yang dianggapnya tangguh.

Mengutip dari Jawapos.com, berikut adalah enam ganda putra terberat berdasarkan kacamata Mohammad Ahsan.

 

  • Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong (Korea Selatan)

Bisa dibilang, mereka musuh bebuyutan kami. Mereka tidak mudah dimatikan dan jarang membuat kesalahan sendiri. Selain itu, power dan defense mereka bagus. Terutama Lee. Meski sempat beberapa kali berganti pasangan, prestasi dia tetap stabil.

 

  • Zhang Nan/Fu Haifeng (Tiongkok)

Menghadapi mereka tak boleh membuat kesalahan sedikitpun. Terutama Zhang Nan. Dia punya kualitas di atas rata-rata dan fisik yang bagus. Kecepatan dan teknik Zhang Nan sangat cukup untuk menutupi kelemahan Fu Haifeng.

Di setiap pertandingan, mereka stabil bermainnya. Pertahanannya juga rapat, power besar, pukulannya juga mematikan. Setiap kami nyerang, selalu dibalikin lagi. Defensenya kuat banget.

 

  • Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon (Indonesia)

Mereka masih muda, lagi berada di usia emas, lagi masanya mereka. Dalam permainan, Kevin/Marcus juga tampil lebih cepat dan punya kualitas lebih bagus. Sulit untuk mengalahkan mereka. Mereka selalu bisa membaca permainan kami.

 

  • Li Jun Hui/Liu Yu Chen (Tiongkok)

Punya postur tinggi-tinggi cukup menguntungkan bagi mereka. Permainan nonlob dan bola belakang ke depan mereka juga bagus. Tapi dari beberapa pertemuan, kami selalu bisa unggul.

 

  • Ko Sung Hyun/Shin Baek Cheol (Korea Selatan)

Ko/Shin punya pola dan drive yang bagus. Pergerakan mereka cukup merepotkan kami. Mereka mempunyai power kencang, tekanan pukulannya kuat, gerakannya juga cepat. Permainan bola-bola panjangnya juga bagus.

 

  • Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang)

Endo/Watanabe punya pertahanan yang superketat dan kukuh. Mereka sering memaksa lawannya memainkan reli panjang yang akhirnya jadi keuntungan buat mereka. Salah satu cara mengalahkan Endo/Watanabe adalah kami jangan terpancing mengikuti gaya main mereka. Sebaliknya, kami yang harus mengatur pola serangan.

Endo/Watanabe ini lebih banyak menerapkan taktik bola-bola pendek. Kami harus menyerang di bagian depan mereka, karena pertahanan mereka memang sangat bagus. Mereka masih muda dan sangat sulit dikalahkan.