Herry IP: Banyak Hal yang Bisa Dijadikan Pelajaran

Para pelatih ganda putra Indonesia.
Para pelatih ganda putra Indonesia. (Foto: PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Melalui ajang Mola TV PBSI Home Tournament, Kepala Pelatih Ganda Putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi mengatakan bahwa banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran untuk para anak asuhannya. Lewat kejuaraan yang berlangsung selama tiga hari ini, Herry melakukan penilaian terhadap performa enam pasang anak didiknya itu.

Setelah memuji penampilan Fajar Alfian/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan yang mampu tampil konsisten dan merebut gelar juara di ajang Mola TV PBSI Home Tournament, Herry juga memberikan apresiasi kepada duet Daniel Marthin/Muhammad Rian Ardianto. Menurut Herry, Daniel/Rian mampu bangkit dari kesulitan yang mereka alami di dua laga awal hingga akhirnya memetik tiga kemenangan.

Rian/Daniel yang sesama bertipe pemain belakang, cukup mengalami kendala dalam mengatur pemainan di depan net sehingga mereka sulit mendapat kesempatan untuk menyerang.

“Saya memang kasih masukan ke mereka (Daniel/Rian), harus ada yang main di depan, dipilih dong siapa yang bisa pancing bola, harus ada yang mengatur, jadi permainannya bisa hidup. Bagusnya mereka walaupun belum bisa menerapkan di dua pertandingan pertama, tapi bisa bangkit dan membuktikan di pertandingan-pertandingan selanjutnya,” kata Herry Iman Pierngadi dilansir Badmintonindonesia.org.

Lebih lanjut Herry berharap, lewat turnamen internal ini, para pemain muda seperti halnya Daniel bisa memetik pelajaran dan pengalaman sebanyak-banyaknya dari para senior mereka. Bukan cuma itu, pelatih berjuluk Coach Naga Api ini juga mengatakan, para pemain senior pun seharusnya bisa belajar dari turnamen ini dalam hal membimbing pemain muda, karena itu tidak mudah.

“Pemain senior sudah biasa pasangan sama yang selevel, selalu sesuai dengan pemikiran mereka, seperti harapan mereka, cara mainnya dan sebagainya. Sekarang harus bimbing yang junior, harus manage hatinya, nggak boleh kesel-kesel karena rata-rata kan yang sering mati itu pemain junior,” tuturnya.

“Sebagai senior, mereka harus bisa menerima kekurangan partner dan belajar bagaimana bisa membangkitkan semangat partnernya,” sambungnya menambahkan.

Dari enam pasangan yang berlaga, Herry mengelompokkan penampilan mereka jadi tiga bagian. Yang pertama Fajar/Yeremia. Pasangan ini dianggap konsisten dari awal hingga akhir. Kemudian yang terus menanjak dari bawah ke atas yaitu duet Rian/Daniel. Sedangkan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Moh. Reza Pahlevi Isfahani, Marcus Fernaldi Gideon/Muhammad Shohibul Fikri, Hendra Setiawan/Pramudya Kusumawardana Riyanto dinilainya cukup baik di awal namun penampilannya menurun.

Di sisi lain, Herry menilai pasangan Leo Rolly Carnando/Mohammad Ahsan sebetulnya punya peluang. Namun Leo harus masih menambah kekuatan tangannya, hal ini yang paling digarisbawahi Herry dari performa Leo di sepanjang kompetisi ini.