"Setiap kali main ganda itu ada keunikannya. Karena harus menyatukan dua orang, dua kepala dalam satu visi," kata Greysia, dikutip dari Antara, Kamis (26/6)
Mantan pemain ganda putri nasional itu juga menekankan, percepatan kolaborasi bukan hanya tentang intensitas latihan, melainkan juga tentang membangun kesamaan pola pikir dan tujuan bersama dalam setiap sesi latihan dan pertandingan.
Berdasarkan pengalamannya, yang menjadi pelajaran penting ialah adaptasi dalam pasangan ganda merupakan proses yang harus terus dikejar. Ia mencontohkan bagaimana dulu membangun sinergi dengan Apriyani meski terpaut usia cukup jauh. "Bukan hanya cepat dalam latihan, tapi seberapa cepat bisa berkolaborasi. Itu yang saya tekankan juga ke pasangan-pasangan baru," ujar Greysia, yang meraih keping emas Tokyo 2020 bersama Apri.
Greysia juga memberikan dukungan kepada pasangan-pasangan muda lainnya, seperti Lanny Tria Mayasari/Siti Fadia Silva Ramadhanti dan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, agar terus membangun kemampuan adaptasi terhadap dinamika permainan dan pergantian strategi yang sangat cepat di level internasional. "Sekarang menang, besok belum tentu menang. Sekarang kalah, besok belum tentu kalah. Tapi bagaimana kita menyiapkan diri menuju itu yang penting," Greysia, menambahkan.
Ia berharap, regenerasi di sektor ganda putri bisa berjalan konsisten menuju Olimpiade Los Angeles 2028, dengan fokus pada percepatan proses penyatuan pasangan dan kemauan kuat dari masing-masing pemain untuk saling melengkapi.


