(Kaleidoskop 2018) Sebuah Perjalanan Mengukir Sejarah

Selebrasi Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon.
Selebrasi Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. (Foto: PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | 2019 sudah di depan mata, dan 2018 akan meninggalkan kita dengan telah menjadi saksi sebuah perjalanan para patriot bulutangkis Indonesia dalam mengukir sejarah dan mendulang sejumlah prestasi yang membanggakan di kancah dunia. Bulutangkis masih menjadi salah satu cabang olahraga yang paling dicintai masyarakat Tanah Air dan akan selalu menjadi kebanggaan Ibu Pertiwi. Berikut adalah beberapa momen bersejarah dan membanggakan yang berhasil dirangkum Djarumbadminton.com sepanjang 2018.

  • Kevin/Marcus Kian Bersinar

Penampilan luar biasa yang diperlihatkan pasangan ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sepanjang 2018 bisa dikatakan sebagai yang tersukses untuk sejarah bulutangkis Merah Putih. Bagaimana tidak! The Minions telah berhasil mengoleksi delapan gelar juara BWF World Tour dan satu medali Emas Asian Games 2018. Hasil manis yang diraihnya tahun ini, sukses melampaui gelar juara yang mereka dapatkan pada 2017 lalu, dengan total tujuh gelar juara.

Seperti dilansir dari situs resmi BWF, The Minions pun kian kokoh menyandang predikat ganda putra peringkat satu dunia dengan total raihan poin 104.483. Dari 72 pertandingan yang telah dilakoni sepanjang 2018, Kevin/Marcus tercatat 64 kali menang, satu kali walkover karena Marcus mengalami cedera di penyisihan Grup BWF World Tour Finals Guangzhou dan hanya tujuh kali menelan kekalahan.

Bukan cuma itu, Kevin/Marcus juga kembali dinobatkan sebagai BWF Male Player of The Year 2018. Penghargaan ini diterima Kevin/Marcus untuk kedua kalinya dalam kategori yang sama seperti tahun lalu. Artinya, Kevin/Marcus masih menjadi yang terbaik sepanjang 2017 dan 2018.

  1. All England BWF World Tour Super 1000 – Kevin/Marcus juara setelah mengalahkan pasangan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen dengan skor 21-18 dan 21-17.
  2. Blibli Indonesia Open BWF World Tour Super 1000 – Kevin/Marcus juara setelah mengalahkan pasangan Jepang, Takuto Inoue/Yuki Kaneko dengan skor 21-13 dan 21-16.
  3. Jepang Open BWF World Tour Super 750 – Kevin/Marcus juara setelah mengalahkan pasangan Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen dengan skor 21-11 dan 21-1
  4. Denmark Open BWF World Tour Super 750 – Kevin/Marcus juara setelah mengalahkan pasangan Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dengan skor 21-15 dan 21-16.
  5. Fuzhou China Open BWF World Tour Super 750 – Kevin/Marcus juara setelah mengalahkan pasangan Tiongkok, He Jiting/Tan Qiang dengan skor 25-27, 21-17 dan 21-1
  6. Daihatsu Indonesia Masters BWF World Tour Super 500 – Kevin/Marcus juara setelah mengalahkan pasangan Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen dengan skor 11-21, 21-10 dan 21-1
  7. India Open BWF World Tour Super 500 – Kevin/Marcus juara setelah mengalahkan pasangan Denmark, Kim Astrup/Anders Skaarup dengan skor 21-14 dan 21-16.
  8. Hong Kong Open BWF World Tour Super 500 – Kevin/Marcus juara setelah mengalahkan pasangan Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dengan skor 21-13 dan 21-12.
  9. Asian Games 2018 500 – Kevin/Marcus juara setelah mengalahkan pasangan Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dengan skor 13-21, 21-18 dan 24-22.

 

  • 8 Medali Untuk Indonesia

Cabang olahraga bulutangkis berhasil menyumbangkan total delapan medali untuk kontingen Indonesia di ajang Asian Games 2018. Dua diantaranya medali emas, dua medali perak dan empat medali perunggu. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Jonatan Christie berhasil mendulang medali emas. Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan tim beregu putra Indonesia mempersembahkan medali perak. Sementara empat medali perunggu disumbangkan Anthony Sinisuka Ginting, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan tim beregu putri Indonesia.

Menariknya, di nomor ganda putra final Asian Games 2018 mempertandingkan All Indonesian Finals antara Kevin/Marcus dan Fajar/Rian. The Minions memenangkan perang saudara itu dengan hasil sengit 13-21, 21-18 dan 24-22. Perang saudara ini sekaligus mengulang kesuksesan ganda putra Indonesia dalam pentas Asian Games 44 tahun silam di Teheren, Iran. Sungguh prestasi yang membanggakan buat generasi ganda putra Indonesia.

Sedangkan di sektor tunggal putra perorangan, Jonatan Christie sukses mengumandangkan lagu Indonesia Raya usai menaklukkan wakil Taiwan, Chou Tien Chen dengan skor 21-18, 20-22 dan 21-15 lewat duel yang berlangsung selama 70 menit. Lewat hasil yang membanggakan ini, Jonatan seolah mengembalikan kejayaan sektor tunggal putra Indonesia di pentas Asian Games setelah Taufik Hidayat pada 2006 silam di Doha, Qatar. Medali emas yang dipersembahkan Jojo sekaligus menambah koleksi ke-7 medali emas Indonesia dari nomor tunggal putra di panggung Asian Games. Angka tersebut menyamai pencapaian Tiongkok, sebagai pengoleksi terbanyak medali emas dalam sejarah Asian Games.

 

  • Aksi Patriotik Anthony

Anthony Sinisuka Ginting benar-benar menarik simpatik publik Tanah Air lewat perjuangan mati-matian yang diperlihatkannya ketika berhadapan dengan wakil Tiongkok, Shi Yuqi di partai pembuka babak final beregu putra Asian Games 2018. Sikap pantang menyerah ditunjukkannya meski mengalami cedera pada kakinya.

Saat itu Anthony mendapat kartu kuning karena dinilai menunda jalannya permainan. Ternyata ia mengalami kram pada bagian paha kiri, bahkan hingga kesulitan berjalan. Namun semangat Anthony tetap menyala, ia berusaha sedemikian rupa untuk melanjutkan perjuangan. Namun pergerakannya sudah benar-benar goyah, Anthony akhirnya menyerah dan menyatakan mundur dari pertandingan saat kedudukan 21-14, 21-23 dan 20-20.

Bahkan, aksi patriotik Anthony mendapat perhatian langsung dari Presiden Indonesia, Joko Widodo yang menyaksikan pertandingan langsung di Istora Senayan. Orang nomor satu di Indonesia itu langsung menyempatkan diri menjenguk Anthony di ruang perawatan selepas pertandingan. Presiden Jokowi cukup khawatir atas cedera yang dialami Anthony. Bahkan ia sempat menanyakan beberapa hal secara detail. Anthony benar-benar memperlihatkan kekuatan Indonesia lewat aksi pantang menyerah dan berjuang hingga titik darah penghabisan. Salut!

 

  • Juara Super 1000

Setelah aksi patriotiknya di ajang Asian Games 2018, Anthony Sinisuka Ginting kembali mencuri perhatian lewat torehan prestasi yang diraihnya saat menjuarai China Open 2018 BWF World Tour Super 1000. Yang membuat gelar juara Anthony menarik adalah penampilannya dalam menaklukkan empat penyandang gelar juara dunia tunggal putra. Perjalanan berat harus dilalui Anthony sedari babak pertama China Open 2018 BWF World Tour Super 1000 ini. Makanya, pebulutangkis jebolan klub SGS PLN ini layak disebut ‘Sang Penakluk Juara’.

Anthony berhasil melalui ujian pertama kala mengandaskan peraih medali emas Olimpade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012, Lin Dan. Selanjutnya giliran pebulutangkis Denmark, Viktor Axelsen, yang saat itu merupakan tunggal putra nomor wahid dunia, menjadi korban keganasan Anthony. Tidak sampai disitu. Di babak perempat final, Anthony kembali ‘menggila’ dengan mengalahkan juara Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Chen Long di hadapan publiknya sendiri.

Anthony bahkan berhasil membalas kekalahannya atas Chou Tien Chen yang terjadi pada Asian Games 2018 lalu. Terakhir, di partai puncak China Open 2018 BWF World Tour Super 1000, Anthony mampu menumbangkan juara dunia 2018, Kento Momota dengan skor 23-12 dan 21-19. Dengan hasil ini, Anthony menjadi salah satu penakluk turnamen berlabel level 1000 di tahun 2018. Hanya ada tiga turnamen level Super 1000 setiap tahunnya yang diselenggarakan di Tiongkok, Indonesia dan di Inggris (All England). Shi Yuqi dari Tiongkok menjadi peraih gelar All England 2018. Sedangkan titel Blibli Indonesia Open 2018 direbut Momota.

 

  • Menyudahi Rasa Penasaran

Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir sukses membayar rasa penasarannya dengan menjadi juara di Istora Senayan, Jakarta, yang terkenal ‘Angker’ bagi mereka. Di 2018 ini, itu semua terbayar setelah Owi/Butet menjuarai Blibli Indonesia Open 2018 BWF World Tour Super 1000 usai mengalahkan wakil Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dengan kemenangan telak dua game langsung 21-17 dan 21-8 dalam waktu 38 menit.

Sebelumnya, Tontowi/Liliyana mampu tembus final Indonesia Open yang digelar di Istora pada 2011 dan 2012 silam. Namun saat itu mereka harus mengakui keunggulan lawan-lawannya dan finis di posisi kedua.

Kemudian mereka kembali berhasil menjajaki partai final Indonesia Open untuk ketiga kalinya pada tahun 2017 lalu. Meskipun mereka akhirnya bisa menjadi juara, namun kala itu turnamen tak digelar di Istora, tapi di Jakarta Convention Center, sehingga menambah kuat anggapan banyak orang jika Tontowi/Liliyana benar-benar mendapatkan ‘Kutukan’ tak bisa juara Indonesia Open di Istora. Peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu berhasil menjawabnya dengan menjadi kampiun di Istora, 2018 ini.

 

  • Regenerasi Sektor Ganda

Di 2018 ini, senjata muda Indonesia sudah membuktikan taringnya di kancah dunia dengan menjuarai dua major event seperti World Junior Championships 2018 dan Asian Junior Championships 2018. Nama Leo Rolly Carnando/Indah Cahya Sari Jamil menjadi kejutan dengan keluar sebagai Juara Dunia Junior 2018 setelah mengalahkan rekan senegaranya, Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti di partai final lewat dua game langsung 21-15 dan 21-9, pada pertandingan yang berlangsung di Markham Pan Am Venue, Ontario, November lalu.

Leo/Indah sebetulnya tidak diunggulkan pada kejuaraan ini, namun mereka mampu tampil lepas tanpa beban dan berhasil menggandakan sejumlah unggulan sedari babak pertama hingga partai puncak. Sedangkan bagi Rehan/Fadia, hasil ini menyamai raihan yang didapatnya pada kejuaraan BWF World Junior Championships 2017 lalu, yakni sebagai runner up.

Sementara itu, Ribka Sugiarto/Febriana Dwipuji Kusuma dan Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti sukses menyabet medali perunggu di nomor ganda putri World Junior Championships 2018. Meski begitu, pada kejuaraan sebelumnya di Asian Junior Championships 2018, Ribka/Febriana sukses menyandang gelar juara Asia Junior setelah mengalahkan wakil Malaysia, Pearly Koong Le Tan/Ee Wei Toh dengan skor 21-12 dan 21-16.

Melihat hasil ini, Indonesia punya peluang besar untuk melanjutkan regenerasi tradisi juara di kancah dunia.

 

  • Indonesia Tolak Major Event

Indonesia menjadi salah satu negara yang tidak mengikuti proses bidding penyelenggara major events BWF (Badminton World Federation). Selain Indonesia dan Malaysia pun mengambil langkah yang sama. Kedua negara inipun sudah mengajukan keberatan pada BWF atas ketentuan komersial yang dianggap tidak adil dan memberatkan negara penyelenggara.

Ada enam turnamen yang masuk kedalam jajaran major events BWF, keenam turnamen tersebut adalah Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Dunia Veteran, Kejuaraan Dunia Junior, Kejuaraan Dunia Junior Beregu (Piala Suhandinata), Piala Thomas dan Uber serta Piala Sudirman. Dalam setiap penyelenggaraan major events, BWF memberlakukan pembagian komersial dengan proporsi 80-20, yang artinya delapan puluh persen sponsorship exposure dikuasai BWF, dan negara penyelenggara hanya mendapat dua puluh persen. Backdrop media zone, penempatan A-Board logo sponsor dipinggir lapangan adalah salah satu contoh yang masuk kedalam klausul aturan ini.

Pola pembagian seperti ini tentu saja menyulitkan bagi negara penyelenggara untuk mencari sponsor, sedangkan disisi lain kebutuhan dana event tidak sedikit dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Indonesia sendiri terakhir kali mengikuti bidding turnamen major events pada tahun 2014. Ketika itu Indonesia memenangkan bidding sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia 2015 yang diselenggarakan di Jakarta, serta Kejuaraan Dunia Junior 2017 yang berlangsung di Yogyakarta.

Dengan absennya Indonesia pada bidding kali ini, maka hingga tahun 2025 mendatang Indonesia tidak akan menjadi tuan rumah kejuaraan major event BWF dan hanya akan menggelar turnamen yang masuk kedalam kategori World Tour, yakni Indonesia Open Super 1000, Indonesia Masters Super 500 dan Indonesia International Badminton Championships Super 100.