Latihan Fisik Ringan Jadi Menu Wajib Atlet Pelatnas

Tania Oktaviani Kusumah dan Melati Daeva Oktavianti (kanan) saat melakukan latihan.
Tania Oktaviani Kusumah dan Melati Daeva Oktavianti (kanan) saat melakukan latihan. (Foto: PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Dampak pandemi COVID-19 yang masih belum mereda lantas memengaruhi porsi latihan para atlet di Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) PBSI. Alhasil jadwal latihan Kevin Sanjaya Sukamuljo cs pun sedikit terganggu dan tidak seperti biasanya. Meski demikian, para atlet Pelatnas tetap dituntut untuk menjaga kebugaran mereka dengan menjalani program latihan fisik ringan dari pelatih di setiap sektornya.

Program latihan fisik yang diterima para atlet memilik porsi yang berbeda-beda, tergantung dengan kondisi serta kebutuhan atlet tersebut. Program latihan fisik ringan ini mencakup ketahanan (endurance), kecepatan (speed), kekuatan (strengh) serta koordinasi gerak dan sebagainya.

"Sekarang di pelatnas ada sesi lari, latihan sepeda dan bodyweight. Program latihannya sama, tidak ditambah dengan berkurangnya porsi latihan teknik, karena imbauannya tidak boleh terlalu capek," kata pelatih fisik PBSI, Felix Ary Bayu Marta seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.

"Intensitas justeru yang coba dinaikan, durasi atau volume latihan yang dikurangi," lanjutnya menambahkan.

Lebih lanjut Felix memaparkan, program latihan fisik tim pelatnas berbeda-beda di setiap harinya. Misalnya hari ini, Senin (6/4), latihan berpusat pada peningkatan endurance seperti jogging selama 45 menit. Kemudian Selasa, Kamis dan Sabtu biasanya ada latihan gerakan dasar menggunakan bodyweight, core, koordinasi gerak serta strength training. Sedangkan pada Rabu dan Jumat para atlet melahap latihan kecepatan dan daya tahan.

Latihan-latihan ini tentunya disesuaikan dengan para atletnya, mereka yang perlu meningkatkan endurance atau speed, biasanya melahap porsi latihan yang telah diatur sang pelatih. Para pelatih fisik juga terus berkoordinasi dengan pelatih teknik untuk mengevaluasi performa atlet selama di lapangan.

Menurunnya intensitas latihan, tentu membawa pengaruh bagi kondisi fisik para atlet. Hal ini akan diikuti dengan menurunnya VO2 Max mereka. VO2 max adalah volume maksimal oksigen yang diproses tubuh saat melakukan kegiatan intensif.

"VO2 max akan turun itu pasti, tapi bagaimana kita jaga supaya turunnya tidak signifikan," ujarnya.

Felix juga berpesan kepada para atlet agar tetap disiplin menjaga kondisi fisik mereka selama masa seperti ini. "Mereka harus punya kesadaran, profesi mereka itu adalah atlet, jadi harus ada tanggungjawabnya," tutupnya.