Mereka yang Bersinar di ‘Negeri Orang’

Pelatih Malaysia asal Indonesia, Hendrawan.
Pelatih Malaysia asal Indonesia, Hendrawan. (Foto: PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Eksistensi bulutangkis Indonesia di kancah dunia memang tidak diragukan lagi kualitas serta prestasinya. Bukan hanya mampu melahirkan pebulutangkis hebat, Indonesia juga tercatat memiliki sederet nama pelatih yang bersinar di ‘Negeri Orang’. Ya, kendati berasal dari Tanah Air, namun sejumlah pelatih ini memilih untuk berkarier di luar negeri, bahkan hingga sukses mencetak lawan-lawan berkualitas dan tangguh untuk pebulutangkis Indonesia.

Sayangnya, tidak semua pelatih asal Indonesia bisa berkontribusi maksimal di negerinya sendiri. Tangan dingin mereka ini justeru terbukti mampu memoles potensi sejumlah pebulutangkis di beberapa negara yang mereka bina. Seperti Hendrawan misalnya. Ia mampu mendampingi pebulutangkis Malaysia, Lee Chong Wei menjadi tunggal putra nomor satu dunia.

Sebelum sukses menjadi pelatih, mereka juga merupakan mantan pebulutangkis yang berprestasi di eranya masing-masing. Lantas siapa saja nama-nama pelatih Indonesia yang sukses bersinar di Negeri Orang?

  • Hendrawan

Nama Hendrawan begitu masyhur ketika masih menjadi pemain bulutangkis Indonesia. Ia bahkan sukses menyabet medali perak Olimpiade Sydney 2000 dan Juara Dunia 2001. Setelah itu, pria kelahiran Malang, 1972 ini melanjutkan kariernya sebagai pelatih.

Hendrawan sempat menjadi salah satu pelatih di Pelatnas PBSI. Namun pada 2010, Hendrawan hijrah ke Negeri Jiran Malaysia setelah menerima tawaran untuk melatih di sana. Keputusan Malaysia untuk ‘meminang’ Hendrawan dianggap sangat tepat. Karena di tangan dinginnya itu, Hendrawan sukses menemukan bakat besar dalam diri Lee Chong Wei.

Selain Lee Chong Wei, beberapa pemain asuhan Hendrawan pun kerap menjadi tulang punggung Malaysia di kancah bulutangkis dunia. Atas catatan itupun, tak sedikit pihak yang mengharapkan kehadiran Hendrawan di Tanah Air untuk meningkatkan kualitas sektor tunggal putra Indonesia.

  • Rexy Mainaky

Sama seperti Hendrawan, nama Rexy Mainaky juga begitu ‘harum’ saat masih menjadi pemain bulutangkis Indonesia di akhir 90-an dan awal 2000-an. Setelah gantung raket, Rexy pun mulai serius berkiprah di dunia kepalatihan. Rexy mengawali karier kepelatihannya dengan mengarsiteki tim bulutangkis Inggris. Hasilnya, ia mampu membawa Inggris menyabet medali perak Olimpiade Athena 2004 lewat ganda campuran, Gail Emms/Nathan Robertson.

Setelah itu, kemudian Rexy mendapatkan dikontrak selama tujuh tahun dari Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) sebagai pelatih ganda putra. Berkat polesan tangan dinginnya, Malaysia memiliki ganda kuat dunia lewat pasangan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.

Selesai di Negeri Jiran, Rexy langsung menerima pinangan sebagai kepala pelatih tim bulutangkis Filipina selama setahun. Pada awal 2014, peraih medali Emas Olimpiade Atlanta 1996 ini memutuskan untuk kembali ke Tanah Air. Ia kemudian mengemban jabatan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI.

Setelah masa jabatannya di PBSI habis, Rexy lantas menerima tawaran untuk melatih tim bulutangkis Thailand, hingga sekarang. Di Thailand, Rexy mencetak banyak pemain hebat yang mampu menembus papan atas dunia seperti ganda campuran Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai.

  • Mulyo Handoyo

Nama Mulyo Handoyo dikenal karena perannya sebagai pelatih salah satu legenda tunggal putra Indonesia, Taufik Hidayat. Setelah Taufik pensiun, Mulyo pun disibukkan dengan tugasnya sebagai pelatih bulutangkis di India. Perannya pun sangat besar dalam mengangkat India di kancah bulutangkis dunia.

Kiprahnya saat menangani India bisa dibilang cukup ‘topcer’. Salah satu prestasinya adalah dengan mengdongkrak prestasi tunggal putra andalan India, Srikant Kidambi. Selama di bawah tangan dingin Mulyo, Srikanth Kidambi menjadi pebulutangkis yang meraih banyak kesuksesan sepanjang 2017.

Setelah itu, pada awal 2018, Mulyo Handoyo memulai tugas barunya sebagai pelatih kepala tim bulutangkis Singapura. Mulai saat itu, ia mendapatkan kepercayaan untuk ‘memoles’ potensi dari tunggal putra Loh Kean Yew dan tunggal putri Yeo Jia Min.