Mohammad Ahsan Bicara Soal Pensiun dan Bisnis

Mohammad Ahsan saat menghadiri meet and greet Djarum Superliga Badminton 2019.
Mohammad Ahsan saat menghadiri meet and greet Djarum Superliga Badminton 2019.
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Pebulutangkis ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan memang sudah tidak muda lagi. Meski usianya sudah sangat senior untuk ukuran pebulutangkis, namun atlet 32 tahun kelahiran Palembang itu belum sedikitpun terbayang untuk menggantungkan raketnya, atau pensiun dari bulutangkis.

Sejauh ini, bersama Hendra Setiawan, Ahsan sudah mengoleksi tiga titel juara dunia pada 2013, 2015 dan 2019. Bukan cuma itu, The Daddies juga tercatat sudah mengantongi banyak gelar di ajang BWF World Tour (serta BWF Superseries). Ahsan/Hendra pernah menjadi ganda putra nomor satu dunia sebelum berpisah pada 2016 lalu.

Tapi, ketika kembali berpasangan pada 2018, Hendra/Ahsan mampu bangkit dan kembali berada dijajaran ganda putra elite dunia. Saat ini mereka menempati ranking dua dunia.

“Selama masih kuat dan masih bisa bersaing sih mungkin nggak ada masalah ya. Dicoba terus. Belum ada keinginan untuk pensiun,” ungkap Mohammad Ahsan dalam bincang-bincang virtual bersama PP PBSI.

“Kita sudah puluhan tahun di badminton, tapi mencoba sesuatu hal yang baru juga bukan hal yang mustahil juga. Tapi memang jiwanya sudah di olahraga ini (bulutangkis). Tapi kita nggak pernah tahu kedepannya seperti apa,” sambungnya menambahkan.

Meski belum punya keinginan untuk pensiun, namun Ahsan mengatakan bila ia sudah mulai menginvestasikan pendapatannya dengan merintis bisnis di bidang properti. “Sementara bisnis Istri yang urus, kalau saya tetap fokus di badminton dulu. Kalau ada hadiah habis pertandingan, hasilnya mungkin lebih diinvestasikan ke sana (bisnis),” katanya.

Tidak ada turnamen sejak pertengahan Maret lalu akibat pandemi lantas membuat Ahsan merasa sangat rindu dengan bulutangkis. Sampai-sampai dia tidak ingat betul apa target terdekatnya sebelum Olimpiade Tokyo 2020 tahun depan.

“Target terdekat mungkin simulasi Thomas dan Uber (awal September),” ujar Ahsan kemudian tertawa. “Semoga saja pandemi ini cepat berakhir dan bisa normal kembali. Baru kita pikirkan target lainnya lagi,” imbuhnya.