Pelatih Berharap Banyak Pada Turnamen Simulasi Demi Memaksimalkan Persiapan Olimpiade

Kepala pelatih tunggal putra Indonesia, Hendry Saputra saat memimpin latihan. (Foto: PP PBSI)
Kepala pelatih tunggal putra Indonesia, Hendry Saputra saat memimpin latihan. (Foto: PP PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Kondisi serta situasi persiapan jelang Olimpiade Tokyo 2020 memang sangat berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya. Karena wabah virus korona, seluruh peserta termasuk tim bulutangkis Indonesia harus bisa memaksimalkan persiapan dengan segala keterbatasan. Ditambah lagi dengan tidak adanya turnamen ‘pemanasan’ jelang Olimpiade yang digelar 23 Juli 2021 mendatang.

Beberapa bulan sebelum Olimpiade Tokyo 2020, banyak turnamen yang dibatalkan. Di antaranya dua turnamen kualifikasi terakhir, yaitu Malaysia Open 2021 BWF World Tour Super 750 dan Singapore Open 2021 BWF World Tour Super 500.

Kepala Pelatih Tunggal Putra Indonesia, Hendry Saputra mengatakan, dibatalkannya dua turnamen tersebut sangat berdampak pada persiapan anak asuhnya, Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie yang berhasil memastikan tiket ke Olimpiade Tokyo 2020.

Karena tidak ada pertandingan resmi sebelum ke Tokyo, maka PP PBSI berinisiatif menggelar turnamen simulasi atau kejuaraan internal yang rencananya dilaksanakan pada 17 dan 18 Juni 2021 mendatang. Untuk itu, Hendry mengaku kalau dia banyak berharap pada agenda tersebut agar persiapan serta kondisi mental Anthony dan Jonatan bisa semakin mantap.

“Sebenarnya kalau kekurangan tidak banyak. Hanya ada tingkat yang tidak maksimal. Mungkin dari pikiran dan mental dengan kondisi seperti ini akibat jarang bertanding,” kata Hendry Saputra mengutip dari Jawapos.com.

“Batalnya Malaysia Open (2021 BWF World Tour Super 750) dan Singapore Open (2021 BWF World Tour Super 500) itu cukup berpengaruh. Bagaimana kondisi fisik dan mental anak-anak sebenarnya sudah siap tempur, tapi akhirnya mau tidak mau harus batal. Itu yang kami cermati untuk persiapan ke Olimpiade ini. Tapi kami harus siap dengan keadaan apapun. Jadi bagaimana kami merancang dan mengatur agar nanti bila sudah tiba di sana (Jepang) kondisinya sudah maksimal,” jelasnya dalam siaran pers PP PBSI yang diterima Djarumbadminton.com.

“Kalau untuk masalah sudah lama tidak bertanding, memang akhirnya kami menyiasati dengan konteks pola latihannya saja. Kami coba disamakan seperti pertandingan nanti. Juga di simulasi jadi kami bisa lihat kondisi mereka dan dampaknya apa nantinya,” tandas Hendry.