Pelatih Minta Praveen/Melati Fokus 100 Persen pada Persiapan Olimpiade

Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti saat berlatih. (Foto: PP PBSI)
Ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti saat berlatih. (Foto: PP PBSI)
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Kepala Pelatih Ganda Campuran Indonesia, Richard Mainaky telah mempersiapkan program khusus untuk Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti jelang Olimpiade Tokyo 2020 yang bakal dihelat kurang dari dua bulan lagi. Intensitas program latihan tersebut akan semakin tinggi setelah Praveen/Melati menjalani pertandingan simulasi dan karantina yang akan digelar Pelatnas PBSI beberapa pekan ke depan.

Batalnya sejumlah turnamen jelang Olimpiade akibat wabah virus korona membuat Praveen/Melati kurang ‘pemanasan’. Bahkan akibat hal tersebut, Richard juga harus memutar otak untuk menemukan formula yang tepat dalam mempersiapkan anak asuhnya itu.

“Persiapan Praveen/Melati ke Malaysia Open (2021 BWF World Tour Super 750) waktu itu sudah bagus sekali, lalu turnamennya ditunda. Sempat kecewa, tapi fokus ke persiapan Singapore Open (2021 BWF World Tour Super 500), lalu batal lagi. Pasti ada rasa jenuh dengan keadaan seperti ini, inilah yang mesti diperhatikan tim pelatih, ini PR besar buat kami,” kata Richard Mainaky dikutip dari Bolalob.com.

“Keadaan begini juga bikin kami pelatih pusing ya, karena batalnya banyak turnamen bisa membuat atlet jenuh. Setelah beberapa kali persiapan ke turnamen lalu batal. Tapi rencananya akan ada simulasi di PBSI, kalau tidak salah tanggal 15-17 Juni, saya rasa ini sangat positif ya,” sambungnya menambahkan.

Untuk itu, pada program simulasi dan karantina nanti, Richard meminta Praveen/Melati untuk fokus seratus persen pada persiapan Olimpiade. Dia juga menekankan agar pasangan nomor satu Indonesia itu bisa menganggap simulasi nanti seperti dalam pertandingan sebenarnya.

“Walaupun lawannya teman sendiri, tapi suasananya harus dibikin seperti pertandingan, ini yang paling penting bagi pemain. Karantina juga akan ada, tiga minggu sebelum ke Tokyo, kami akan mengikuti karantina dan tidak boleh ke mana-mana,” tuturnya.