Piala Sudirman Setelah 28 Mei 1989

Susi Susanty (Foto: Edward Luhukay)
Susi Susanty (Foto: Edward Luhukay)
Nasional ‐ Created by EL

Jakarta | "Piala Sudirman yang pertama digelar di Jakarta pada tahun 1989 dan Indonesia tampil sebagai juara. Sayangnya, inilah satu­-satunya gelar Piala Sudirman yang pernah diraih Indonesia," demikian buku "Dari Kudus Menuju Pentas Dunia" garapan Historia menjelaskan ihwal kejuaraan dunia bulu tangkis beregu campuran itu. Kemarau gelar juara yang diambil dari nama bapak bulu tangkis Indonesia ini, masih berlanjut hingga kini.

Piala Sudirman pertama digelar 32 tahun lalu, tepatnya pada Minggu, 28 Mei 1989. Kala itu, formasi skuat Indonesia yang diturunkan untuk menghadapi Korea Selatan (Korsel), yakni Eddy Hartono/Gunawan pada ganda putra, Verawati Fajrin/Yanti Kusmiati (ganda putri), Susi Susanty (tunggal putri), Eddy Kurniawan (tunggal putra), dan Eddy Hartono/Verawati Fajrin (ganda campuran).

Pada malam itu di Istora Senayan, Jakarta, perasaan waswas dan deg-degan tak bisa lepas dari para penonton tatkala Indonesia tertinggal 0-2 dari Korsel. Susi Susanty berhasil menyambung nafas bagi skuat Indonesia, Eddy Kurniawan kemudian sukses menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Kemenangan pada dua nomor tunggal ini seakan membakar semangat dua pemain Indonesia lainnya yang bakal berlaga di laga penutup, partai penentu!

Verawati, yang sebelumnya kalah di nomor ganda putri kembali turun ke lapangan di nomor ganda campuran, berpasangan dengan atlet PB Djarum Eddy Hartono. Keduanya berhasil menyudahi perlawanan Park Joo-bong/Chung Myung-hee dengan skor 18-13 15-3. Indonesia keluar sebagai juara Piala Sudirman!

"Istora Senayan bagaikan meledak oleh gemuruh dan sorak sorai para pendukung Indonesia. Para pemain, baik yang tampil maupun hanya menjadi suporter dan pelatih merah matanya karena terhari. Indonesia akhirnya merebut Piala Sudirman, piala seharga Rp 27 juta dari emas murni, setelah menundukkan Korsel dengan skor 3-2," Kompas.id, melukiskan suasana yang terjadi 32 tahun silam.

Namun, seperti sebaris kalimat di buku yang diterbitkan dalam rangka hari jadi ke-50 PB Djarum tersebut, "inilah satu-satunya gelar Piala Sudirman yang pernah diraih Indonesia". Dua tahun kemudian di Kopenhagen, Denmark, skuat Korsel berhasil membalas kekalahan mereka di Senayan. Selanjutnya, sebanyak enam kali Indonesia menyandang status runner-up setelah kandas di partai puncak Piala Sudirman.

Sementara, Korsel berhasil menjadi juara maupun runner-up sebanyak empat kali. Kemudian, hingga kali terakhir digelar di Nanning, Tiongkok, pada 2019, Tiongkok masih mendominasi dengan 11 titel juara. Sepanjang sejarahnya, hanya tujuh negara yang mampu tembus semifinal di seluruh kejuaraan, yakni Indonesia, Korsel, Inggris, Malaysia, Tiongkok, Jepang, dan Denmark.

Tahun ini, Piala Sudirman dijadwalkan berlangsung pada 26 September-3 Oktober di Vantas, Finlandia. Berdasarkan hasil undian Federasi Bulu Tangkis Dunia yang dilaksanakan pada Rabu (25/8) di Kuala Lumpur, Malaysia, skuat Indonesia akan menempati Grup C, bersama Denmark, ROC (Komite Olimpiade Rusia), dan Kanada.

Nah, setelah 28 Mei 1989, akankah Piala Sudirman diboyong "pulang" dari Finlandia ke Indonesia?