Selain Berpikir Positif, Anthony Juga Harus Adaptasi Dengan Kondisi Normal Baru

Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia) menghadang serangan.
Anthony Sinisuka Ginting (Indonesia) menghadang serangan.
Nasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Dalam sesi wawancara bersama BWF TV, pebulutangkis tunggal putra nomor satu Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan bahwa tidak mudah baginya untuk terus berupaya menjaga pikiran agar tetap positif dan beradaptasi dengan kondisi normal baru dalam menghadapi turnamen Internasional. Sebab, dalam kondisi seperti sekarang, upaya menjaga fisik, mental dan pikiran tetap optimal, akan sangat memengaruhi performa setiap pemain.

Wabah virus korona yang menyerang dunia sejak awal 2020 lalu, langsung membuat kalender kompetisi kacau balau. Nyaris semua turnamen ditunda bahkan dibatalkan. Padahal, di pembuka musim kompetisi 2020, tepatnya pada ajang Daihatsu Indonesia Masters 2020 BWF World Tour Super 500, Anthony baru saja berhasil merebut podium juara.

Hasil manis itu merupakan awal yang baik buat Anthony. Pasalnya, sepanjang musim 2019 lalu, dia tidak berhasil mengoleksi gelar juara dan harus puas menjadi runner up sebanyak lima kali dari turnamen Singapore Open 2019 BWF World Tour Super 500, Australian Open 2019 BWF World Tour Super 300, China Open 2019 BWF World Tour Super 1000, Hong Kong Open 2019 BWF World Tour Super 500 dan BWF World Tour Finals 2019.

“Itu bukan hasil yang buruk, susah juga untuk mencapai posisi runner up hingga lima kali. Saya mencoba untuk meningkatkan rasa percaya diri saya lagi untuk menghadapi (musim) 2020 dan akhirnya di Indonesia Masters, saya bersyukur bisa jadi juara,” ungkap Anthony Sinisuka Ginting dilansir Bolalob.com.

“Dari pertandingan pertama sampai terakhir, semuanya berat, lawan-lawan saya tidak mudah untuk dikalahkan. Setelah jadi juara, saya berpikir, ok akhirnya…,” lanjutnya menambahkan.

Setelah melalui musim 2020 dengan hambar tanpa adanya kompetisi, Anthony merasa mendapat angin segar begitu Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) mengumumkan kepastian pelaksanaan Seri Asia di Bangkok, Thailand pada Januari 2021 lalu. “Saat BWF mengumumkan penyelenggaraan Asian Leg, sebagai pemain tentu saya merasa senang dan semangat. Tapi saya harus mempersiapkan diri dengan baik, karena dua atau tiga turnamen berturut-turut, kami harus punya fisik dan mental yang kuat,” katanya.

Pada ajang Yonex Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000, Anthony harus finis di semifinal setelah kalah dari wakil Denmark, Viktor Axelsen dengan skor 19-21, 21-13 dan 13-21. Lalu di Toyota Thailand Open 2020 BWF World Tour Super 1000, Anthony tersisih di babak 16 besar dari tunggal putra Hong Kong, Lee Cheuk Yiu dengan skor 19-21, 21-13 dan 12-21. 

Sementara di ajang BWF World Tour Finals 2020, tunggal putra nomor lima dunia itu belum berhasil lolos dari fase penyisihan grup. Saat itu Anthony hanya finis di peringkat ketiga klasemen Grup A. “Saya cukup puas dengan penampilan saya, sebetulnya saya sempat khawatir (kehilangan feel bertanding, Red) karena hampir sepuluh bulan tanpa turnamen. Tapi saya mencoba yang terbaik dan menikmati pertandingan. Tidak mudah tapi inilah yang harus dijalani,” tuturnya.

Di sisi lain, meski banyak menemui hambatan karena pandemi, Anthony terus mencoba untuk tetap berpikir positif menatap Olimpiade Tokyo 2020. “Sebagai pemain, kami mau jadi nomor satu di Olimpiade, tapi sebelum Olimpiade dimulai, kami harus memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kelebihan kami, dengan atau tanpa turnamen, kami masih punya waktu,” tandasnya.