Mantan pebulutagkis tunggal putri Indonesia yang pernah merebut Piala Uber edisi 1994 dan 1996 silam, Susy Susanti mengatakan jika tim putri Merah Putih perlu kerja keras untuk menghadapi pertandingannya itu.
“Saya melihat dari hasil drawing Indonesia, karena kita rangking lima otomatis akan berhadapan dengan unggulan. Secara keseluruhan kita harus kerja keras. Apalagi Jerman dan Prancis juga tidak bisa dipandang sebelah mata,” kata Susy Susanti dilansir pbdjarum.org.
“Karena kekuatan kita hanya ada di Greysia (Polii)/Apriyani (Rahayu). Sisanya fifty-fifty. Tujuannya lolos grup dulu. Kemungkinan jadi juara grup agak berat. Di atas kertas, dengan Jepang kita kalah semua. Hanya Greys/Apri saja yang mungkin bisa nyolong. Yang lain kayanya agak berat,” lanjutnya menambahkan.
Kemungkinan besar, Ribka Sugiarto/Siti Fadia Silva Ramadhanti akan diturunkan sebagai ganda kedua di tim Uber Indonesia. Menurut Susy, pasangan binaan PB Djarum Kudus itu masih membutuhkan jam terbang yang lebih tinggi. Kondisi pandemi yang membuat banyaknya turnamen harus batal terlaksana, dipercaya Susy bakal memengaruhi permainan para atlet muda di lapangan.
Meski begitu, Susy tetap berharap pemain muda itu bisa tampil lepas tanpa beban. Apalagi posisi tim putri Indonesia yang tidak diunggulkan. “Ganda kedua kita masih butuh jam terbang. Untuk Fadia/Ribka masih kalah kelas. Tapi ini akan jadi pengalaman berharga buat mereka. Ganda kedua justru harus tampil tanpa beban,” tuturnya.
Susy juga menaruh harapan pada penampilan tunggal putri pertama Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. Sebab menurut dia, tunggal pertama memiliki peran yang sangat penting untuk timnya.
“Tunggal pertama, Gregoria, punya peran yang sangat penting. Kalau dia bisa main bagus, itu akan mempengaruhi tim. Beberapa kali kita tahu, dia tampil menyulitkan lawan-lawan top. Tapi hanya menyulitkan, belum rapi finishing-nya. Ini tugas pelatih yang harus mematangkan Grego dalam keterbatasan waktu ini,” tandasnya.