(Olimpiade Rio 2016) Lawan Jepang, Rekor Pertemuan Bukan Patokan

Herry Iman Pierngadi
photo: badmintonindonesia.org
Olimpiade ‐ Created by TIF

RIO DE JANEIRO - Usai menangi laga perdana Grup D Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil, ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan bakal jumpa pasangan Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, Jumat (12/8) waktu setempat. Kendati unggul 9-0 di rekor pertemuan, hasil itu tak bisa jadi patokan.

Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi mengatakan, Ahsan/Hendra sudah lama tidak jumpa dengan Endo/Hayakawa. Sehingga, perkembangan maupun perubahan gaya permainan masing-masing belum pernah lagi dicicipi.

"Bisa saja lawan ada perkembangan. Semua pemain dunia pasti sudah mempersiapkan diri sebaik-baiknya dalam menghadapi olimpiade,” ujar Herry.

Supaya bisa lolos ke perempat final, Ahsan/Hendra minimal harus finis sebagai runner up Grup D. Setelah menang menghadapi wakil India, Manu Attri/Sumeeth Reddy, dengan skor 21-18, 21-13, tersisa dua laga lagi yang masih harus keduanya mainkan.

Setelah bertemu Endo/Hayakawa, Ahsan/Hendra yang saat ini bertengger di peringkat dua dunia itu akan, ditantang wakil Tiongkok, Chai Biao/Hong Wei di laga selanjutnya.

Menilai penampilan anak didiknya kala jumpa India, Herry menuturkan Hendra/Ahsan masih belum tampil seratus persen. Disebutnya, masih banyak pukulan-pukulan yang kurang akurat seperti tanggung, menyangkut di net dan sebagainya.

Di game kedua kelihatan pola permainan Hendra/Ahsan yang sebenarnya, mereka lebih tenang dan kebetulan dapat lapangan yang searah angin. Lawan sudah merasakan ini dan jaga di belakang lapangan, tetapi Hendra/Ahsan banyak variasi bola-bola depan. Mereka juga mesti banyak variasi pukulan dalam menghadapi pasangan Jepang besok,” pungkas Herry.