"Turunnya atlet pelatnas ke Sirnas menurutku cukup baik, ya. Jadi adik-adik bisa mengetahui standar untuk atlet pelatnas seperti apa dan juga penontonnya di sini jadi ramai dan sangat antusias," kata pemain tunggal putri pelatnas PP PBSI Mutiara Ayu Puspitasari kepada tim Humas dan Media PP PBSI, Sabtu (31/5).
Mutiara, yang berlaga di kategori Tunggal Dewasa Putri, memenangi partai puncak Sirnas A DKI Jakarta 2025 setelah menghentikan rekannya di pelatnas, Chiara Marvella Handoyo. Pemain asal Ngawi, Jawa Timur tersebut, menang straight games 21-19, 21-15 laga berdurasi 43 menit. "Alhamdulillah lancar dan nggak ada cedera serta kendala apa pun. Kurang lebih mainnya lebih baik dari kemarin, cuma nggak bisa dibilang bagus juga," tanggapnya.
Secara umum, juara Luxembourg Open International Series 2025 itu menilai, kesiapan pemain menjadi kunci kemenangan di final ini. Mengingat, perasaan letih dalam laga ketat ini dirasakan oleh kedua pemain, begitu pun persaingan sengit sejak babak-babak awal. "Kami berdua sudah sama-sama capek, jadi saya rasa yang menang hari ini yang lebih siap aja. Kuncinya tadi lebih siapin pikiran buat capek aja, karena sudah sama-sama capek, jadi yang lebih nahan dan nggak mati sendiri bisa unggul," tuturnya.
"Lawan dari babak awal pun nggak bisa dianggap enteng, karena mereka rata-rata kakak senior aku di pelatnas," Mutiara, menambahkan.
Adapun di kategori Tunggal Dewasa Putra, Prahdiska Bagas Shujiwo keluar sebagai juara setelah mengalahkan rekannya di pelatnas, Muhammad Reza Al Fajri. Sementara, Mutiara Ayu Puspitasari menang atas Chiara Marvella Handoyo.
Sementara, Ketua Umum PP PBSI M Fadil Imran menyatakan, rangkaian Sirnas yang digelar sepanjang tahun merupakan bagian dari mata rantai pembinaan yang sangat penting bagi kelangsungan ekosistem bulu tangkis, terutama dari segi regenerasi. "PBSI memandang penting untuk terus mengadakan turnamen seperti Sirnas ini, sehingga mata rantai pembinaan dari kelompok umur paling bawah hingga dewasa terus bergulir," katanya.
.
Sirnas A juga menjadi tolok ukur bagi induk organisasi olahraga pukul bulu tersebut dalam memantau bibit-bibit berbakat, pada turnamen kelompok umur remaja dan taruna serta memantau perkembangan atlet-atlet junior, dalam persiapan menuju ajang-ajang bergengsi seperti Kejuaraan Asia Junior dan Kejuaraan Dunia Junior.


